- LPSE Sumba Timur
- LPSE Prov NTT
- LPSE Nasional
- Depdagri
- KPU
- PEMDA Propinsi NTT
- Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Sumba Timur
- Badan Pengawas Pemilu(BAWASLU) Kabupaten Sumba Timur
- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Kab. Sumba Timur
- Rumah Sakit Umum Umbu Rara Meha
- Program Kota Ku | Kota Tanpa Kumuh
- PERKEMI Sumba Timur
- PPID Kabupaten Sumba Timur
TRANSPARANSI PENGELOLAAN ANGGARAN DAERAH
- Ringkasan APBD Tahun Anggaran 2018
- Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program dan kegiatan 01 Tahun 2019
- Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program dan kegiatan 02 Tahun 2019
- Rekapitulasi penggunaan sumber dana menurut jenis pendapatan dan jenis penerimaan terhadap jenis belanja dan jenis pengeluaran Tahun 2019
Aplikasi Surat Menyurat secara Online Lingkup Pemda Sumba Timur.
Pengelola : Bidang Layanan E-Goverment Dinas Kominfo
Pendidikan
Urusan Wajib Pendidikan
Kualitas pendidikan masyarakat merupakan faktor penting dalam percepatan pembangunan daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka sumber daya manusia yang dimiliki semakin berkualitas. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka Pemerintah Daerah harus mendorong percepatan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan yang mendukung peningkatan pendidikan di masyarakat. Hal ini bertujuan agar setiap masyarakat memperoleh kesempatan dan peluang yang sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pendidikan Kabupaten Sumba Timur diarahkan pada perluasan akses, pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Hal tersebut diketahui melalui indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur perluasan akses, pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan.
Angka Harapan Lama Sekolah Dan Rata-Rata Lama Sekolah
Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.
Angka HLS menunjukkan peluang anak usia 7 tahun ke atas untuk mengenyam pendidikan formal pada waktu tertentu. HLS Sumba Timur pada tahun 2020 sebesar 12,83 tahun. Artinya, secara rata-rata anak usia 7 tahun yang masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 2020 memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,83 tahun atau setara dengan Diploma I.
Rata rata lama sekolah adala rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan yang pernah dijalani. Untuk mereka yang tamat SD diperhitungkan lama sekolah selama 6 tahun, tamat SMP diperhitungkan lama sekolah selama 9 tahun, tamat SM diperhitungkan lama sekolah selama 12 tahun tanpa memperhitungkan apakah pernah tinggal kelas atau tidak.
Rata-rata lama Sekolah digunakan untuk melihat kualitas penduduk di wilayah tertentu dari sisi rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk. Jumlah tahun efektif adalah jumlah tahun standar yang harus dijalani oleh seseorang untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan dan untuk perencanaan dan evaluasi capaian program wajib belajar.
Rata-rata lama sekolah menggambarkan tingkat pencapaian setiap penduduk dalam kegiatan bersekolah. Semakin tinggi angka lamanya bersekolah semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai penduduk, sehingga indikator ini sangat penting karena dapat menunjukkan kualitas sumber daya manusia.
Angka Harapan Lama Sekolah Dan Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Sumba Timur Tahun 2015– 2020
No |
Uraian |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
2020 |
1. |
Angka Harapan Lama Sekolah |
12,04 |
12,3 |
12,79 |
12,8 |
12,81 |
12,83 |
2. |
Rata2 Lama Sekolah |
6,31 |
6,48 |
6,73 |
6,74 |
7,54 |
7,64 |
3. |
Angka Harapan Lama Sekolah NTT |
12,84 |
12,97 |
13,07 |
13,10 |
13,15 |
13,18 |
4. |
Rata2 Lama Sekolah NTT |
6,93 |
7,02 |
7,15 |
7,30 |
7,98 |
7,63 |
Angka Parisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Kasar merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang masih bersekolah di jenjang pendidikan tertentu (tanpa memandang usia penduduk tersebut) dengan jumlah penduduk yang memenuhi syarat resmi penduduk usia sekolah di jenjang pendidikan yang sama. Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut diperhitungkan. APK digunakan untuk menunjukkan berapa besar umumnya tingkat partisipasi penduduk pada suatu tingkat pendidikan dan untuk menunjukkan berapa besar kapasitas sistem pendidikan dapat menampung siswa dari kelompok usia sekolah tertentu serta sebagai indikator pelengkap dari indikator Angka Partisipasi Murni (APM), sehingga dapat ditunjukkan besarnya penduduk yang bersekolah pada suatu jenjang namun usianya belum mencukupi atau bahkan melebihi dari usia sekolah yang seharusnya.
Nilai APK bisa lebih dari 100 persen karena populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu mencakup anak di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. Penyebabnya adalah adanya pendaftaran siswa usia dini, pendaftaran siswa yang telat bersekolah, atau pengulangan kelas. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya. APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya.
APM adalah Proporsi dari penduduk kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah tepat di jenjang pendidikan yang seharusnya (sesuai antara umur penduduk dengan ketentuan usia bersekolah di jenjang tersebut) terhadap penduduk kelompok usia sekolah yang bersesuain. Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, Paket C) turut diperhitungkan. APM digunakan untuk menunjukkan seberapa besar penduduk yang bersekolah tepat waktu, atau menunjukkan seberapa besar penduduk yang bersekolah dengan umur yang sesuai dengan ketentuan kelompok usia sekolah di jenjang pendidikan yang sedang ditempuh.
APK dan APM Jenjang Pendidikan SD s/d SMA/SMK di Kabupaten Sumba Timur Tahun 2015– 2020
No |
Usia Penduduk |
Jenjang Pendidikan |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
2020 |
1. |
7-12 Thn |
APK SD/MI |
117,86 |
119,67 |
113,75 |
113,22 |
109,79 |
109,89 |
2. |
13–15 Thn |
APK SMP/MTs |
91,04 |
92,49 |
91,41 |
92,53 |
89,09 |
89,24 |
3. |
16– 18 Thn |
APK SMA/MA/SMK |
81,91 |
84,27 |
75,92 |
64,27 |
76,06 |
78,94 |
4. |
7-12 Thn |
APM SD/MI |
96,54 |
97,21 |
94,40 |
95,48 |
96,26 |
96,23 |
5. |
13–15 Thn |
APM SMP/MTs |
60,71 |
60,78 |
68,72 |
69,42 |
69,46 |
70,16 |
6. |
16– 18 Thn |
APMSMA/MA/SMK |
55,63 |
73,57 |
54,95 |
50,47 |
51,46 |
51,39 |
Rasio Siswa Per Guru
Rasio guru-siswa didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru pada jenjang pendidikan tertentu. Rasio Siswa Per Guru digunakan untuk menggambarkan beban kerja guru dalam mengajar dan melihat mutu pengajaran di kelas. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin berkurang tingkat pengawasan dan perhatian guru terhadap murid sehingga mutu pengajaran cenderung semakin rendah.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rasio guru-siswa yang ideal bagi Indonesia adalah 1:29 untuk jenjang pendidikan SD, 1:24 untuk SMP, dan 1:20 untuk SMA.
No |
Kecamatan |
SD |
SMP |
||||
Jumlah Guru |
Jumlah Siswa |
Rasio Siswa/ Guru |
Jumlah Guru |
Jumlah Siswa |
Rasio Siswa/ Guru |
||
1 |
Kec. Haharu |
67 |
844 |
12,60 |
21 |
427 |
20,33 |
2 |
Kec. Kahaungu Eti |
88 |
1.479 |
16,81 |
25 |
455 |
18,20 |
3 |
Kec. Kambata Mapambuhang |
66 |
595 |
9,02 |
21 |
271 |
12,90 |
4 |
Kec. Kambera |
286 |
4.229 |
14,79 |
142 |
2.544 |
17,92 |
5 |
Kec. Kanatang |
98 |
1.074 |
10,96 |
31 |
481 |
15,52 |
6 |
Kec. Karera |
60 |
1.144 |
19,07 |
28 |
638 |
22,79 |
7 |
Kec. Katala Hamu Lingu |
35 |
663 |
18,94 |
9 |
182 |
20,22 |
8 |
Kec. Kota Waingapu |
266 |
4.172 |
15,68 |
150 |
2.841 |
18,94 |
9 |
Kec. Lewa |
131 |
2.163 |
16,51 |
77 |
1.255 |
16,30 |
10 |
Kec. Lewa Tidahu |
86 |
1.050 |
12,21 |
37 |
572 |
15,46 |
11 |
Kec. Mahu |
41 |
867 |
21,15 |
17 |
350 |
20,59 |
12 |
Kec. Matawai La Pawu |
82 |
1.042 |
12,71 |
21 |
420 |
20,00 |
13 |
Kec. Ngadu Ngala |
70 |
825 |
11,79 |
12 |
289 |
24,08 |
14 |
Kec. Nggaha Ori Angu |
108 |
1.359 |
12,58 |
32 |
633 |
19,78 |
15 |
Kec. Paberiwai |
62 |
1.228 |
19,81 |
19 |
347 |
18,26 |
16 |
Kec. Pahunga Lodu |
112 |
1.868 |
16,68 |
50 |
1.020 |
20,40 |
17 |
Kec. Pandawai |
184 |
2.498 |
13,58 |
77 |
1.342 |
17,43 |
18 |
Kec. Pinu Pahar |
73 |
1.139 |
15,60 |
35 |
505 |
14,43 |
19 |
Kec. Rindi |
88 |
1.755 |
19,94 |
34 |
548 |
16,12 |
20 |
Kec. Tabundung |
103 |
1.422 |
13,81 |
19 |
379 |
19,95 |
21 |
Kec. Umalulu |
138 |
2.511 |
18,20 |
55 |
1.376 |
25,02 |
22 |
Kec. Wulla Waijelu |
89 |
1.229 |
13,81 |
20 |
565 |
28,25 |
TOTAL |
2.333 |
35.156 |
15,07 |
932 |
17.440 |
18,71 |
Dikembangkan oleh Bidang Layanan E-Goverment Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumba Timur
Jl. Jendral Soeharto No.42 Waingapu
Sumba Timur - NTT 87112
Telp.0387-62073
e-mail : dinaskominfo@sumbatimurkab.go.id
Web Mail
Sumbatimurkab.go.id | © COPYRIGHT 2015 Portal Resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur